Maandag 29 April 2013

free counters
Siapa tak kenal Mading atau Majalah Dinding. Kumpulan tulisan, gambar, foto, coretan, puisi, cerpen atau sekedar  titip salam yang selalu nempel di dinding sekolah. Juga di dinding kelas. Jangan-jangan, para kompasioner dulunya juga aktifis mading  sekolah. Boleh jadi,  Mading atau Majalah Dinding adalah media pertama yang menampung segala hasil karya kita?.
 1361634748951527758


Mading, ada juga yang menyebutnya Mabok -Majalah Tembok, merupakan media efektif untuk pembelajaran menulis di sekolah. Tidak sekedar menulis. Siswa juga diajak untuk kreatif.  Mencari ide. Berburu berita atau hunting seperti wartawan. Bahkan, Mading juga memberi ruang yang luas bagi yang gemar seni. Seni rupa, seni lukis atau seni yang lain. Setelah semua bahan terkumpul, tim mading pun mulai diskusi.  Semacam rapat redaksi. Memilih dan memilah materi yang layak tampil. Lalu, me-layout dan menempel. Tidak boleh memaksakan kehendak. Pendeknya, sebuah karya mading merupakan hasil kolaborasi berbagai unsur kecerdasan siswa di sekolah.

Di banding pembuatan Majalah Sekolah atau Newspaper Design/  koran sekolah, biaya pembuatan mading jelas lebih murah. Meriah lagi.  Jadi keberadaan Mading, adalah sebuah keharusan di sekolah yang sangat menjunjung kekebasan berekspresi.



1361634860528914654


Tak hanya ukuran. Tema Mading modern juga tampil beda dan berani.  Banyak isu-isu aktual yang menjadi tema sebuah mading. Bahkan kadang-kadang kita tidak habis pikir bagaimana, anak-anak muda ini menemukan ide. Contoh tema Mading:Bhinneka Tinggal NamaIndonesia Need HeroBharatayudha, adalah contoh tema-tema “berat”  yang pernah diusung di ajang lomba mading. Tema lain tidak kalah keren. Misal Metrosexual yang mengkritisi gaya hidup anak muda di kota besar. Ada pula judul mading Mbah Marijan, menceritakan sosok juru kunci Gunung Merapi yang hidup sederhana secara detil.
Revolusi mading tidak hanya di tema dan ukuran.  Visual dan performa mading juga mengalami  perubahan luar biasa. Kalau Mading jadul hanya diam, nempel di dinding. Mading free style ini penuh tumpahan ide. Warnanya ngejreng. Lampunya berkelap-kelip. Bisa bergerak. Berputar. Mengeluarkan bunyi. Dilengkapi LCD. 


13616353521110937446


Lalu, Dimana mading-mading itu dapat dinikmati?  Datang saja tiap tahun ke Deteksi Mading (sekarang Deteksi Convention) yang digelar Jawa Pos di Surabaya Super Mall/  Pakuwon Trade Canter. Bulan Oktober - Nopember Beruntunglah surabaya ada Deteksi, yang mampu menjadi magnet dan mewadahi  anak muda Jawa Timur (bahkan ada yang dari Jawa Tengah) untuk berkompetisi secara sehat di bidang jurnalistik, mading khususnya.Terima kasih atas kunjungannya,,,,dan selamat berkompetisi.


Majalah Dinding atawa   hampir setiap kita tahu benda apa itu. Sayangnya keberadaan MADING seringkali hanya identik dengan pekerjaan tempel-menempel. MADING sebenarnya bisa menjadi media yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi jika kita memperhatikan aspek-aspek pengelolaannya dengan cermat untuk kemudian merancang sebuah pengelolaan yang profesional. Tulisan berikut memberikan sedikit tips pengelolaan MADING profesional.
1. Tentukan Karakter MADING
Sebuah MADING yang ada di masjid tentu saja berbeda muatannya dengan MADING yang ada di jurusan. MADING di sekolah tentu beda dengan MADING kampus. Penetapan Karakter MADING sangat penting. Hal-hal seperti : Segmen Pembaca, Isu yang diusung, Jadwal Terbit, Gaya Bahasa adalah beberapa hal utama yang membuat MADING punya karakter yang menentukan pengelolaannya kedepan.
Tidak perlu bingung, untuk MADING pada tahap-tahap awal, mencontek karakter sebuah (sekali lagi –SEBUAH) – majalah atau tabloid adalah cukup efektif. Contoh : SABILI dengan karakter sedikit keras dan pedas, segmen pembacanya aktifis Islam, terbit dua minggu sekali, gaya bahasa blak-blakan, atau misal yang lain TARBAWI dengan karakter lembut (sehingga di kalangan penulis ada yang menyebut gayabahasa TARBAWI), segmen pembaca masyarakat umum, terbit dua minggu sekali dst,dst,dst. Dan yang tak kalah penting JANGAN PERNAH MENIRU KARAKTER SURAT KABAR.
O ya, jangan lupa pula TENTUKAN MERK MADING !!!!
2. Susun Kepengurusan MADING
MADING profesional melibatkan orang-orang profesional, bukan sekedar orang yang punya hobi tempel-menempel. INGAT !!!! MENGELOLA MADING SAMA SULITNYA dengan MENGELOLA MEDIA LAIN.
Susunan kepengurusan seperti pemimpin redaksi, sidang redaksi, atau redaktur, ilustrator adalah contoh posisi-posisi vital dalam pengelolaan mading. Jadi jangan pernah remehkan posisi-posisi kepengurusan profesional di MADING,
Seperti yang dikatakan Aa’ Gym bahwa profesional adalah : BUKAN WAKTU SISA. Percayalah !!! MADING yang dikelola dengan waktu sisa, adalah MADING yang juga akan sekedar menjadi tempelan-tempelan yang kurang berarti.
3. Jangan remehkan Lay Out MADING
Disinilah keunikan MADING yang tidak dimiliki oleh media lain. Ada dua kali penataan layout MADING : pertama, perancangan ketika pengetikan (untuk yang dikerjakan dengan komputer) atau penulisan (untuk yang ditulis dengan tangan) dan kedua, perancangan susunan di MADING. Ada 5 (lima) urutan kerja yang penting untuk diikuti :


a. Buat sketsa penempelan tulisan-tulisan di mading sebagai acuan utama perancangan dan penempelan 
Ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan ketika membuat sketsa ini :
Ø Ukuran MADING
Ø Ukuran kertas
Ø Jumlah Artikel yang hendak ditampilkan
Ø Gambar dan aksesoris lain
Ø Ruang kosong !!!!
b. Pengetikan, ukuran huruf, perpaduan antar lembaran
Catatan penting :
Walaupun dikerjakan terpisah, kalo bisa ada kesepakatan yang dipimpin oleh seorang penata Lay Out tentang bagaimana lembar-lembar itu seharusnya tampil.
SUMBANGAN dari KONTRIBUTOR sebaiknya diminta dalam bentuk file, sehingga bisa diedit oleh team MADING.
Kertas A4 jangan langsung ditempel begitu saja, apalagi kalau MADING-nya kecil. Space atas, bawah, kiri, kanan dari tulisan ke pinggiran kertas jangan terlalu jauh.
Dan satu lagi catatan yang juga harus diperhatikan : Panjang artikel di MADING sebaiknya tidak lebih dari 2 lembar kertas A4 (sekitar 1000 kata), karena dia akan dibaca sambil berdiri (kalau terlalu panjang kan capek !!!!)
c. Pemilihan warna dan aksesoris
Banyak yang terjebak untuk membuat MADING menjadi semarak dengan menambah warna-warna yang mencolok. Padahal MADING yang baik adalah MADING yang tampilannya sederhana dengan daya tarik pada aksesoris-aksesoris sederhana yang berkarakter kuat, misalnya : GARIS di sudut, BUNGA-BUNGA di sudut, GARiS memanjang di bagian bawah, warna mencolok di sisi kiri MADING (Ingat Teori OTAK KIRI dan OTAK KANAN)
d. Penempelan yang cermat
SERING penulis dapati, tampilan MADING terganggu dengan bekas lem yang menggembung di sudut kertas. Atau sudut-sudut yang tidak tertempel rapi karena pengeleman yang tidak merata.
Hati-hati !!! Kesan cermat pada pengelolaan MADING berpengaruh besar pada keasyikan membaca.


e. Penempatan MADING
Yang tak kalah penting adalah penempatan MADING, ketinggian, pencahayaan, ruang baca mampu memberikan kenyamanan tersendiri dalam membaca MADING.
MADING yang terlalu tinggi membuat pembaca harus mendongak hingga lelah, mengganggu keasyikan membaca MADING (INGAT PENELITIAN membuktikan PENGLIHATAN BAWAH lebih LUAS DARIPADA PENGLIHATAN ATAS). Atau cahaya matahari yang mengganggu juga harus diperhatikan.

4. Komersialisasi MADING
PASANG IKLAN di MADING ? Kenapa tidak ?
Teori advertising mengajarkan sebuah hal sederhana : Semakin tinggi rating pembaca, semakin efektif pula sebuah media untuk tempat promosi.
MADING yang profesional bahkan bisa hidup dari IKLAN. Pengelolaan IKLAN yang baik juga mencegah orang yang tidak bertanggung jawab menempelkan pengumuman seenaknya di MADING.
5. Buka Cabang MADING
Kenapa tidak? Biar mading kita lebih bervariasi.
6. Buka Jalur Interaktif MADING dengan pembaca
Perhatikan trend media saat ini. MEDIA INDONESIA yang dulu cuma surat kabar, kini melebarkan sayap dengan METRO TV. Group KOMPAS dengan Cyber KOMPAS. 99,9 FM dengan majalah NinetyNiners, Tabloid MQ, MQ FM, MQTV. Dll.
So, MADING profesional juga harus memperhatikan aspek pengembangan segmen pembaca. BANGUN SITUS MADING, (Sepengetahuan penulis belum ada satupun di Indonesia), BUKA EMAIL MADING, , cantumkan nomor hotline mading, buka kotakpos mading.
7. Buat Acara Jumpa Pembaca MADING dan pelatihan-pelatihan pengelolaan MADING
MADING yang baik adalah MADING yang dikelola dengan profesionalisme penuh. Hal yang paling susah dari marketing adalah maintenance.
Ketika anda sudah mempunyai pembaca setia, layani mereka dengan sepenuh hati, berikan insentif lebih karena membaca MADING anda. Kajian khusus bersama pembaca, polling pembaca adalah program-program pelengkap yang bisa membuat MADING anda semakin dikenal.
Jika MADING kita kelola dengan profesional, bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa mengiklankan MADING kita di media lain.








Bagai sayur tanpa kuah. Mungkin itu ibarat paling pas untuk menggambarkan sekolah tanpa majalah dinding (mading). Sekolah yang "garing" adalah sekolah tanpa mading. Dengan kata lain, mading merupakan ajang dan sarana pelatihan siswa di dunia jurnalistik yang semakin berkembang dan dibutuhkan. Tidak berlebihan jika mading dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya majalah sekolah versi cetak. Jika pembuatan mading berhasil dan konsisten, dapat dipastikan telah lahir majalah cetak yang bagus. Sementara ada yang berpendapat mading merupakan tolak ukur mutu sebuah sekolah. Mading dinilai sebagai wadah paling pas untuk mengasah sisi kreatifitas dan intelektualitas. Mading bukan hanya sebatas kertas berisi berita lalu ditempel begitu saja, melainkan ada proses creative danintuitive agar mading terlihat menarik. Selain itu mading merupakan media informasi paling mudah didapat di sekolah. Pada dasarnya siswa butuh informasi di luar mata pelajaran sekolah, selain itu berita-berita ringan yang dimuat mading bisa mengusir stres gara-gara mikir pelajaran yng padat materi. Nah, bagaimana dengan majalah dinding di sekolah mu ?